Kamis, 03 Februari 2011

Tak tahan mendapat siksaan

IDwebhost.com Trend Hosting Indonesia ~> Tak tahan mendapat siksaan, tiga Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Pulau Jawa menyelamatkan diri dengan kabur dari rumah penampungan Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) CV MJ di Jalan Angsa, Medan,kemarin.

Bahkan dua diantara TKW itu meminta perlindungan dari warga. Sedang seorang lagi dibawa salah seorang keluarganya dalam kondisi sakit. Sementara tujuh TKW lainnya masih berada di lokasi penampungan dalam kondisi stress. Ketiga TKW yakni Sumarti, 25, warga Kabupaten Grobokan, Jawa Tengah,Bariah,33,wargaTasik Malaya, Jawa Barat dan Susila,14,warga Purbalingga, Jawa Tengah. Sumarti dan Bariah untuk sementara diselamatkan di salah satu rumah warga di kawasan Jalan Purwa Sari,Gang Hiligio I,Kelurahan Pulo Brayan Bengkel,Lingkungan XI, Kecamatan Medan Timur. Sedangkan Susila dijemput salah satu keluarganya dalam kondisi sakit,Kamis (3/2) pagi.

Ketiga TKW berhasil melarikan diri setelah mencongkel gembok pintu belakang rumah penampungan saat petugas satuan pengamanan sedang lengah,Rabu (2/2) dinihari sekitar pukul 02.00 WIB. Barang-barang yang sempat di bawa kabur hanya beberapa potong pakaian yang dimasukkan dalam plastik hitam. Sementara ijazah, kartu identitas dan telepon genggam masih disita pihak penyalur. Menurut Sumarti, selain mendapatkan siksaan, calon TKW hanya diberi makan dua kali sehari. Itupun dengan makanan basi dan tidak layak konsumsi. ”Kalau salah sedikit, langsung main pukul. Kami jadi enggak tahan. Punya kesempatan langsung melarikan diri.

Cuma baju tiga potong yang sempat dibawa,” kata Sumarti. Sementara Kepala Lingkungan XI,Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Marasati Aritonang mengatakan, para TKW ditemukan warga dalam kondisi bingung di salah satu masjid saat ingin salat subuh. ”Setelah ditanyai, mereka mengaku TKW yang melarikan diri daru rumah penampungan karena tidak tahan diperlakukan tidak manusiawi. Karena itu ditampung warga untuk sementara,” kata M Aritonang. Meski tidak memiliki uang, Sumarti dan kedua temannya berencana pulang ke kampung halaman dan memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja yang sempat ditandatangani sebelumnya. Sebelum melarikan diri,ketiga TKW sempat ditampung di rumah penampungan CV MJ selama sepekan. Rencananya,mereka akan disalurkan sebagai pembantu rumah tangga (PRT) ke Singapura dengan gaji Rp850 ribu per bulan.

Ketika dikonfirmasi Direktur CV MJ,Barkah membantah soal tudingan pihaknya sering memperlakukan kasar calon TKW.Sebaliknya apa yang dilakukan sudah sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah. ”Kami sangat menyayangkan mereka yang kabur itu mengatakan hal yang tidak sebenarnya dengan realitanya. Jelas kami membantah ini kami lakukan, karena yang jelas kami tidak mempekerjakan anak-anak, apalagi sering memperlakukan kasar mereka,”ucap Barkah. Dijelaskan Barkah, perusahaannya tidak mengetahui alasan kaburnya tiga wanita yang akan menjadi calon pembantu rumah tangga itu.”Kami juga enggak tahu kapan mereka kabur, saya juga dapat laporan jam 11.00 WIB tadi,ketika saya cek mereka memang sudah tidak ada,mungkin mereka kurang betah saja di Medan,”tambahnya.

Selain itu, ketegangan juga sempat mewarnai saat konfirmasi antara wartawan dengan pihak penyalur tenaga kerja. Seorang pria yang mengaku sebagai pemuda setempat di Jalan Angsa, sempat mengeluarkan kata-kata kotor kepada wartawan televisi yang hendak mengambil gambar di lokasi. ”Kurang ajar kau, ada izin dari siapa mau sorot-sorot gambar, ini wilayah kami,” ucap pria hitam bertubuh besar tersebut. Sontak perkataan tersebut pun langsung ditanggapi oleh beberapa wartawan yang tidak senang dengan perlakuan pemuda tadi.

”Kita kan cuma meliput Bang. Lagian ini tempat umum,lain kata kalau di rumah Aabang, baru bisa kami diusir,” ucap Wahyu salah seorang wartawan yang tidak senang dimaki.